Arsitektur sebagai Identitas Komunitas: Kajian Identitas Hindu di Perkampungan Orang Jawa

I Komang G. Santhyasa (Institut Teknologi Nasional Malang)

Arsitektur dapat diterjemahkan sebagai manifestasi fisik dari berbagai dimensi waktu, budaya, iklim, geografi, pemikiran, sosial, politik dan ekonomi dalam suatu masyarakat. Faktor budaya cenderung menjadi sosok dominan hadirnya arsitektur sebagai ekspresi keaslian dan juga kehadirannya sebagai identitas budaya suatu komunitas sosial. Tulisan ini ingin mengkaji hadirnya gaya/langgam arsitektur sebagai bentuk ekspresi (identitas) komunitas Hindu yang minoritas di tengah-tengah komunitas muslim mayoritas dan sejauh mana kehadiran identitas ini sebagai salah satu pranata budaya mampu membangun/menciptakan dasar-dasar kemitraan dalam multikulturalisme.

Di Indonesia, penganut Hindu secara kuantitas, dominan berasal dari etnik Bali, dimana perilaku budayanya dijiwai oleh semangat nilai-nilai ke-Hindu-an. Artinya, segala tatanan kehidupan orang Bali berlangsung secara tradisional bersumber pada aturan/pedoman nilai (konsepsi) Hindu, namun tetap memberikan apresiasi terhadap budaya lokal.

Gaya arsitektur yang hadir pada komunitas Hindu di Jawa ini merupakan gaya arsitektur Bali. Cukup unik untuk ditelaah, ketika kita melihat arsitektur Bali hadir di tengah suatu komunitas dengan gaya hidup sebagai orang Jawa. Dalam penelitian ini yang lebih menitikberatkan pada kajian identitas komunitas, kiranya perlu diajukan 2(dua) pertanyaan; (1).Apa yang menjadi dasar/aspek dari kehadiran identitas komunitas ini? dan, (2).Apakah identitas komunitas yang kecil ini diakui sebagai identitasnya oleh komunitas lainnya (lingkungannya)?