Dari Desa ke Dunia: Dilema Pengrajin Batik di Trusmi, Jawa Barat dalam Memasarkan Produk

Semiarto Aji Purwanto & Cut Vianne (Universitas Indonesia)

Batik merupakan salah satu kerajinan tradisional Indonesia yang sudah dkenal dengan baik di pasar domestik maupun internasional. Dalam hal pemasaran batik, seringkali pertanyaan yang muncul adalah berkaitan dengan jenis komoditasnya: apakah batik tulis, cap atau printing. Masing-masing dengan keunggulan dan kekurangannya di mata konsumen. Sementara bagi produsen, terutama di desa-desa penghasil batik tulis dan cap, pertanyaan yang sering muncul adalah: bagaimana produknya dapat mencapai pasar dan diresponse konsumen dengan baik.

Makalah ini akan menggambarkan bagamana perjalanan produk batik, dari desa Trusmi di Cirebon, Jawa Barat menuju ke pasar. Para pengrajin di Trusmi menghadapi berbagai persoalan yang dilematis, apakah akan memproduksi batik sesuai keinginan sendiri atau mengikuti selera pasar? Memproduksi sekarang atau menunggu order dari pedagang? Menjual langsung ke konsumen atau melalui pedagang perantara? Ada demikian banyak pertanyaan yang muncul sebelum dan segera pada saat produk selesai dikerjakan. Jawaban apapun yang diberikan menunjukkan bahwa para produsen batik di Trusmi seringkali tidak punya pilihan banyak kecuali harus menyerahkan produknya ke perantara. Makalah ini secara khusus akan melihat dinamika para pelaku pemasaran batik di desa Trusmi yang dalam berbisnis tidak lepas dari berbagai kewajiban sosialnya.