Otonomi Daerah, Suatu Kemajuan atau Kemunduran? Studi Kasus Kecamatan Haharu, Kabupaten Dati II Sumba Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur

Eninofa W. Rambe (Wahana Visi Indonesia)

Tulisan ini ingin mengulas tentang kebijakan otonomi daerah yang dirancang secara nasional terhadap konteks sosial budaya yang unik di Kabupaten Sumba Timur dengan studi kasus di beberapa desa di Kecamatan Haharu. Berdasarkan hasil observasi dan temuan-temuan dalam wawancara dengan penulis, adanya otonomi daerah untuk konteks yang khas di Sumba Timur merupakan suatu kemunduran, khususnya bagi masyarakat Sumba Timur yang berada di pedesaan. Proses otonomi daerah sekarang ini membawa masyarakat Sumba Timur,khususnya masyarakat pedesaan, kembali ke zaman lampau dengan munculnya kembali raja-raja kecil yang mengakibatkan derajat ketidakadilan dan kemiskinan semakin tinggi, khususnya di tingkat pedesaan/kecamatan. Keadaan ini didukung dengan semakin rendahnya SDM dan budaya paternalistik yang kuat di Sumba Timur, khususnya masyarakat pedesaan.