simposiumjai

About simposiumjai

This author has not yet filled in any details.
So far simposiumjai has created 71 blog entries.

Catatan Awal Hubungan LEKRA-Seni Rupa

Seni rupa modern Indonesia sering dihubungkan dengan gagasan nasionalisme dan aktivisme politik. Pada akhir 1930-an Soedjojono telah mengemukakan pentingnya “jiwa Indonesia” dalam setiap lukisan seniman Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang seni rupa juga merupakan alat aktivisme politik yang penting. Mula-mula untuk mendukung Asia Timur Raya dan kemudian untuk melawan agresi militer Jepang dan Belanda. Tetapi

Makna Sosial dan Budaya di Balik Alih Kode dalam Pertunjukan Ketoprak Humor

Ketoprak merupakan salah satu teater tradisional Jawa, yang pada mulanya melakukan pertunjukan dalam bahasa Jawa. Kini ketoprak “menasionalisasi” diri, salah satunya dalam bentuk pertunjukan ketoprak humor di televisi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Bisa jadi, hal itu merupakan salah satu upaya “perluasan wilayah” agar menjadi komoditas dengan pangsa pasar yang lebih luas. Pada kenyataannya, pertunjukan itu

Local Theatre – Community-Based, Globally – Wired

Theater performances in Indonesia marking family and community events have long been seen to play a socially integrative role - bringing neighbourhood residents together, strengthening community ties and celebrating shared identity. Various types of more "constructed" local performance have built upon and extended that model. Community concerts or malam kesenian staged by village and kampung

Cokek: Multicultural Challenge to Indonesia’s Cultural Politics

Studies about Multiculturalism must be differentiating from the study of heterogeneous society, though both of them have a relationship. The concept of heterogeneous society belongs to a number of identities that are differed from one to the other, while a multicultural concept belongs to the differences between identities too, but there are an intra-cultural differentiation, as well

Fashioning Islam: Commodity, Life-Styles and Religious Expressions in Everyday Indonesia

In the last three years there has been an explosion of the production and designs of Muslim fashions as displayed and sold in shops, malls, traditional markets and households in Indonesia.  This paper will look at the production, distribution and consumption of Muslim fashion as commodified goods sanctified as representing or constituting Islamic identities.  Most